Emansipasi berasal dari bahasa latin “emancipatio” yang artinya pembebasan dari tangan kekuasaan. Kekuasaan yang mencengkeram, dan sedemikain membatasi gerak dan kebebasan. Adalah syah dan layak menjadi inspirasi ketika RA Kartini, yang dengan kondisi yang ada pada waktu itu, menempatkan wanita sebagai kaum wingking (dibelakang) dan menjadi terpasung oleh budaya, tempo doeloe, yang akhirnya melahirkan kesadaran untuk memperjuangkan derajat kaum wanita, tempo dulu. Adalah sebuah kepantasan seorang NH Dini, karena kepekaan dan kualitas empati dan intelektualnya melahirkan karya-karya emasnya ikut mewarnai khasanah sastra Indonesia. Sebuah apresiasi yang tinggi ketika dengan karya kreatifnya seorang Melly Guslow sehingga mampu memberi nuansa pada perkembangan musik dalam negeri. Adalah sebuah kondisi yang semestinya, seorang Ngatemi karena suami yang sakit-sakitan berbulan-bulan sehingga memaksanya menyingsingkan lengan baju, berjualan pisang goreng, menjadi tukang cuci pakaian demi menghidupi keluarga.
Beberapa nama diatas, dengan kadar intelektual yang memadai, dengan kesadaran dan kualitas empati yang patut diapresiasi, dengan kemahiran dan keunggulan rasa yang layak dan dengan rasa peduli demi sebuah alasan yang tepat, Emansipasi adalah layak dan pantas.
Sebuah konsep, spirit yang layak menjadi inspirasi semua kaum untuk melakukan yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.
Saya sangat menghargai emansipasi wanita sebagai sebuah kesadaran pribadi mengembangkan kualitas, intelektual, kedewasaan dan karakter. Tidak selayaknya karena paradigma paradigma gender yang sempit emansipasi menjadi terpasung. Namun, konsep emansipasi perlu diwaspadai ketika emansipasi berubah menjadi gerakan pembebasan diri yang kebablasan.
Saya merasa sangat terganggu, ketika membayangkan demi sebuah emansipasi seorang perempuan harus menjadi tukang becak, seorang wanita yang sedang hamil tua menjadi Ketua Satpol PP melakukan penertiban dan kejar-kejaran dengan pedagang kaki lima. Seorang wanita harus ijin istirahat karena menstruasi atau cuti hamil ketika sebuah keputusan harus segera dibuat.
Saya juga tidak bisa membayangkan ketika seorang laki-laki telanjang dada menjadi hal biasa, dan demi alasan emansipasi seorang perempuan melakukan hal yang sama.
Saya mendukung emansipasi, sekaligus bersyukur golongan anti emansipasi. (loh ga punya pendirian). Setuju emansipasi karena secara kodrati wanita dikaruniai akal, kecerdasan, empati, naluri dan karakter unik seorang perempuan yang ketika mencurahkan segala kelebihan dan kodratnya sebagai wanita selalu melahirkan keindahan dan kekuatannya yang kadang tidak dimiliki oleh seorang laki laki.
Setuju dengan anti emansipasi karena gerakan emansipasi tidak menutup kemungkinan menjadi sebagai sebuah gerakan pembenaran ego demi sebuah kebebasan yang kebablasan, tanpa mempertimbangkan keseimbangan dan mengingkari kodrat sebagai seorang perempuan.
Biarlah kuncup itu mekar
Menebarkan aroma,
menggairahkan dahaga
mengetuk inspirasi
Biarkan mekar itu merona
Memberi nuansa dan nafas hidup
Menggeliat menjaga harmoni
Biarkan rona itu samar
Karena betapa indahnya
kan terjaga ….
😆 mahesa.. biar aq ngekek dulu liat gambar yang kamu pasang nuii… ntar komennya…. 😆
siip… emansipasi yang ga kebablasan harus didukung… yang masih menjunjung tinggi kodrat kewanitaannya dan tidak melalaikan tugasnya sebagai ibu dan pelayan rumah tangga bagi suaminya…. mantapz dech, mahesa… hehehe 😆 masih ngekek lihat gambar di atas… 😆
ngekek juga bentuk emansipasi kok Flo… asal ga kebablasan.. hew..
ikutan ngekek
ampe tiga kali liat mastiin kalo itu perempuan
Biarkan rona itu samar
Karena betapa indahnya
kan terjaga ….
aq suka kata2mu yang ini mahesa…
dia harusnya terjaga dan dijaga… tak selayaknya tuk diumbar dengan berbagai dalih yang dicipta hanya demi sebuah nafsu, alasan dan keadaan…
dia harusnya di jaga dan terjaga…
belajar kata-kata dari kebun rose..
wanita punya kesempatan yg sama,namun bukan berarti kemudian sama dalam segala hal,sebab wanita punya kodrat mengurus suami dan anak dalam islam. semoga tidak kebablasan arti emansipasi tersebut 🙂
setuju mas… 🙂
harapan kita smua mas didot..
Wanita dan Pria tidak pernah sama
secara kodrati berbeda fungsi
jika melanggar batasan fungsinya, itu bencana 😀
perlu digaris bawahi..
Gile tuh cewek ototnya gede banget….
cewek maco, wah ilang deh femininya.. Disayangkan!
Emansipasi sih sah-sah saja, sepanjang tidak melewati ambang batas kodratnya sebagai wanita. Bahkan saya pribadi mendukungnya.
Tetapi pihak laki-laki juga harus legowo dengan adanya emansipasi, karena sikap lelaki jugalah yang melahirkan gerakan emansipasi ini.
Iya bang, ga kita sadari sikap kita sebagai laki yang over membatasi gerak wanita justru menimbulkan perlawanan..
emansipasi kebablasan memang sangat menyesatkan,
yg hawa ingin seperti kaum adam dalam segala hal, dan jika itu terjadi tunggulah kehancuran sebuah peradaban…
smoga dengan hati yg bersih, kaum hawa mau mengerti…bahwa persamaan derajat adalah persamaan sebagai makhluk tuhan, yang memiliki hak untuk memperoleh haknya sebagai kaum hawa…bukan haknya kaum adam,,
-wallahu’alam-
🙂
*waduh tuh picturenya mas,,, kebayang klo semuanya kyk gtu , rusak dunia ini…
emansipasi untuk memperoleh hak sebagai kaum hawa, bukan kaum adam… tambahan yang keren
wew katanya mengena banget
apa gara-gara hari kartini?
hahaha
*kabur ke new york*
apapun wanita juga punya kodratnya jika ingin meraih ridho Dari Allah Swt.. 🙂
mudah2an yang kebablsan bisa kembali… 🙂
selamat hari kartini
dan yang belum bisa ngerem dan memahami emansipasi dengan cara lebih bijak…
saya sering merasa jengah setiap tanggal 21 april, tipi2 akan menayangkan profil perempuan yg berprofesi ‘jatahnya kaum lelaki’ semacam tukang becak, kuli angkut, sopir truk, dsb.
kesetaraan dalam berfikir saya kira akan lbh tepat untuk membicarakan suatu peran perempuan yg disebut dng emansipasi itu.
Setuju kyaine, emansipasi yang sesuai jatah kodrati..
semoga dengan segala bentuk emansipasi tidak mengubah kodrat wanita yang sebenarnya.
amin, menakutkan sekali jika perempuan kehilangan sisi kewanitannya..
seperti ying yang dalam falsafah cina, bukan tentang mana yang hitam mana yang putih… tetapi bagaimana menyeimbangkan unsur-unsur yang ada…
pro maupun kontra emansipasi… bila ditata dan dibina dengan “mental” yang benar… akan melahirkan sebuah keseimbangan… saling menjaga dan mengawasi antara satu unsur dengan unsur lainnya…
*bahkan kebaikan hati yang berlebihan pun dapat berujung derita. >_<
“bahkan kebaikan hati yang berlebihan pun dapat berujung derita”, setuju sekali.
Kadang saya merasa perempuan memiliki posisi yang tak tergantikan dalam berbagai ranah kehidupan, mencoba semua secara serampangan rasanya tidak elegan bagi seorang wanita 🙂
emansipasi yang cerdas..
Ah, masa sampai segitunya siyh? 😀
Msh bnyk koq wanita yg tdk mlpkan kodratnya sbg perempuan…
Btw, gambarnya lucu..
Hehehe
beberapa memang iya, tapi banyak yang masih setia dengan kodratnya sebagai perempuan.
Aku dilayang pandang seribu mata tajam
Disiul-siul udara pagi siang, siang pada sore, sore pada malam
Langkah kecil berderap namun tak terseret
Aku perempuan
langkah kecil yang berderap, dalam balut halusnya rasa
seorang perempuan
Saya perempuan dan mendukung emansipasi, dalam konteks pemberdayaan yang sesuai kodrat dan norma, yang berlebihan dan kebablasan juga gak bagus tuh mas, setuju dengan uraianmu… salam…
Btw gambar yang ntu… macho banget gak feminis sama sekali…hihihi
macho yang menyedihkan..
Siapa yang mau jadi pacar miss sweedia … XD??
ahhaha bisa pijet gratis tiap hari tuh…
hihihih
serrem ceweknya
benr banget….
harus sesuai kodrat kan, kak mahesa pandu…?
jangan ampe ke bablasan
thumbs up dor you
salam
dari blogger abnormal
sereman yang miss UK donk obyyyyy
Emansipasi boleh-boleh saja asal tetap pada koridor jalan yang sesuai dengan kodratnya. sayangnya di jaman sekarang banyak sekali yang mengatasnamakan emansipasi tapi melupakan kodratnya sendiri sehingga terlihat malah merendahkan atau melecehkan dirinya sendiri.
Just My Opinion.
Pemilihan Kartini sebagai tokoh emansipasi agaknya terlalu dipolitisasi oleh orang-orang Belanda jika kita merujuk dan membaca surat2nya…
Pergolakannya pun baru sebatas ide-ide dan gagasan semata (paling banter membuat sekolahan kecil di pojok rumahnya).
Masih banyak wanita-wanita hebat yang lebih hebat dr kartini namun tak terekspos.
Mereka ini lebih hebat dr Kartini krn idenya tdk berhenti hny pd Gagasan tp sudah riil dan dilaksanakan serta dipraktekkan.
Mereka juga tidak sekedar protes2 dan asal memberontak begitu saja seperti Kartini,
namun mereka masih ingat kodrat mereka sebagai seorang ibu. Merekalah yg seharusnya ditiru..
Ijin numpank link boleh khan? 😀
http://ahmedfikreatif.wordpress.com/2010/04/21/wanita-wanita-indonesia-yang-lebih-hebat-dari-kartini/
wanitajuga manusia layaknya laki-laki…pada dasarnya sama derajatnya, yang membedakan hanyalah jenis kelaminnya 😀 (manurut saya) jadi kalau melihat hal tersebut, saya rasa itu wajar dan sangat luar biasa.
salam adem ayem
kalau sudah terlanjur keluar tak bisa dilindungi lagi karena sudah ketahuan semua. dengan emansipasi, jadi ada PSK
bebas tapi bukannlah kebebasan yang sebebas bebasnya. emansipasi juga ada aturannya.
pandu……
wuiiihhhh
keker apa tuh cewek
gileeeee
di maem-in apa yah kok yah ampe segitu otot-e hehhehe
emansipasi tidak identik dengan feminisme yang dinilai kurang berakar dari basis budaya keindonesiaan kita, mas pandu. upaya melompati gerak takdir sehingga banyak kaum perempuan yang cenderung melebihi batas peran kodratinya bukanlah emansipasi. hmm … sebuah tulisan reflektif yang makin memperkaya bagaimana memosisikan kaum perempuan dalam ranah yang sesungguhnya. lanjutkan!
Saya juga idem dengan mas deh hehe. Saya setuju emansipasi dalam hal kesetaraan hak Pria dan Wanita (setara tidak berarti sama ya).
Begitu pula saya setuju anti emansipasi, karena memang pria dan wanita itu berbeda. Tidak bisa dipukul rata sama 100%. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Iya ya… jangan sampai kebablasan… 😐
saya stuju mas, emansipasi bukan berarti kebablasan, ada kesetaraan yg harus disamakan dan ada yg tidak harus disamakan krna walaubagaimanapun wanita ttplah wanita dan pria ttplah pria 😀
emansipasi harusnya lebih pada sikap menghormati hak-hak dan keputusan wanita
salam kenal, salam silaturahmi
gambarnya masih bikin ngekek sunflo… tnyata blom ada apdetan yaa… 😆
Tulisan ini hampir serupa dengan tulisan peserta kontes di blog saya. Intinya, emansipasi harus berada dalam koridor yang benar disertai kontrol berimbang antara pria dan wanita.
Sebagai ibu rumah tangga yang awam, aku setuju emansipasi artinya wanita boleh melakukan aktifitas sesuai potensi dan kodrat yang dimilikinya, boleh berkarya namun tetap bertanggung jawab sebagai seorang istri, sebagai seorang perempuan…
Menulislah seperti Kartini……
Note : Jam 21 : 04 telah diumumkan 3 (tiga) juara hasil Ulangan Tengah Semester yang berhak mendapatkan buku PAKS. Pengumuman bisa diklik di sini…….
Seandainya Kartini Punya Blog…
Saatnya menikmati Ulangan Tengah Semester (UTS). Sudah belajar, bukan? ULANGAN TENGAH SEMESTER Mata Pelajaran : Ilmu Sejarah RA Kartini Waktu : Sampai bel berbunyi A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan …
intinya asal gk kbablasan gpp.
saya pribasi dukung emansipasi wanita